PENDAHULUAN
Evaluasi berasal dari kata evaluation yang artinya suatu
upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. Kata-kata yang terkandung didalam
defenisi tersebut pun menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi harus dilakukan
secara hati-hati, bertanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat
dipertanggung jawabkan. Evaluasi dilaksanakan untuk menyediakan informasi
tentang baik atau buruknya proses dan hasil kegiatan. Evaluasi lebih luas ruang
lingkupnya dari pada penilaian, sedangkan penilaian lebih terfokus pada aspek
tertentu saja yang merupakan bagian dari lingkup tersebut.
Suchman dalam Arikunto dan Jabar (2010:1) memandang,
“evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa
kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan”. Defenisi lain
dikemukakan oleh Stutflebeam dalam Arikunto dan Jabar (2010:2) mengatakan
bahwa, “evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian
informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan
alternatife keputusan”.
PEMBAHASAN
EVALUASI
PRESTASI
Penilaian Prestasi Kerja
Ukuran terakhir keberhasilan dari suatu
departemen personalia adalah prestasi kerja. Karena baik departemen itu sendiri
maupun karyawan memerlukan umpan balik atas upayanya masing-masing, maka
prestasi kerja dari setiap karyawan perlu dinilai. Oleh karena itu Penilaian
prestasi kerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi
atau menilai prestasi kerja Menurut Heidrahman dan Suad Husnan (1990:126),
faktor-faktor prestasi kerja yang perlu dinilai adalah sebagai berikut :
1. Kuantitas Kerja
Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan.
2. Kualitas kerja
Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian, ketrampilan, kebersihan hasil kerja.
3. Keandalan
Dapat atau tidaknya karyawan diandalkan adalah kemampuan memenuhi atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan kerjasama
4. Inisiatif
Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif, memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima tanggung jawab menyelesaikan.
5. Kerajinan
Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya paksaan dan juga yang bersifat rutin.
6. Sikap
Perilaku karyawan terhadap perusahaan atau atasan atau teman kerja
7. Kehadiran
Keberadaan karyawan di tempat kerja untuk bekerja sesuai dengan waktu/jam kerja yang telah ditentukan.
Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja
Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan.
2. Kualitas kerja
Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian, ketrampilan, kebersihan hasil kerja.
3. Keandalan
Dapat atau tidaknya karyawan diandalkan adalah kemampuan memenuhi atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan kerjasama
4. Inisiatif
Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif, memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima tanggung jawab menyelesaikan.
5. Kerajinan
Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya paksaan dan juga yang bersifat rutin.
6. Sikap
Perilaku karyawan terhadap perusahaan atau atasan atau teman kerja
7. Kehadiran
Keberadaan karyawan di tempat kerja untuk bekerja sesuai dengan waktu/jam kerja yang telah ditentukan.
Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi kerja dapat memperbaiki
keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan
tentang pelaksanaan kerja mereka. Oleh karena itu kegunaan penilaian prestasi
kerja dapat dirinci sebagai berikut:
1.Perbaikan Prestasi Kerja
Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka.
2. Penyesuaian-Penyesuaian Kompensasi
Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalammenentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
3.Keputusan-Keputusan Penempatan
Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu.
4. Kebutuhan-Kebutuhan Latihan dan Pengembangan
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus di kembangkan.
5. Perencanaan dan Pengembangan Karier
Umpan balik prestasi kerja mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti
6. Penyimpangan-Penyimpangan Proses Staffing
Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia
7. Ketidak-akuratan Informasional
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya manusia, atau komponen-komponen lain sistem informasi manajemen personalia. Akibatnya keputusan-keputusan yang diambil menjadi tidak tepat.
8. Kesalahan-Kesalahan Desain Pekejaan
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut.
9. Kesempatan Kerja yang Adil
Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.
10. Tantangan-Tantangan Eksternal
Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor di luar lingkungan kerja seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau masalah-masalah pribadi lainnya. Dengan penilaian prestasi, departemen personalia mungkin dapat menawarkan bantuan.(T. Hani Handoko,1987:135-136)
1.
PROGRAM
EVALUASI PRESTASI
Ada dua metode dalam menentukan program evaluasi
perstasi, yakni :
-
METODE – METTODE PENILAIAN BERORIENTASI PAAD MASA LALU
Ada
berbagai metode menilain prestasi kerja karyawan dimasa lalu merupakan suatu
upaya langsung meminimumkan berbagai masalah tertentu yang dijumpai dalam
pendekatan – pendekatan lain. Metode yang berorientasi pada masa lalu
mempunyai kelebihan dalam dalam hal perlakuan terhadap prestasi kerja yanag
telah terjadi dan sampai derajat tertentu dapat diukur. Kelemahannnya
bahwa prestasi kerja dimasa lalu tidak dapat diubah. Teknik – teknik
penilaiannya diantaranya :
1.
Rating scale
teknik
penilaian kerja ini yang paling tertua, pada metode ini evaluasi subyektif
dilakuakn oleh penilai terhadap prestasi kerja karyawan dengans skala tertentu
dari rendah sampai tinggi. Evaluasi hanya didasarkan pada pendapat penilai yang
membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan faktor – faktor (kriteria) yang
dianggap penting bagi pelaksanna pekerjaan tersebut. Metode ini
menggunakan media formulir penilaian yang biasannya diisi oleh atasan langsung
dengan tanggapan yang paling sesuai untuk setiap dimensi pelaksaanaan
pekerjaan.
2.
Checklist
Metode
penilaian cheklist dimaksudkan untuk mengurang beban penilaian. Penilai tinggal
memilih kaliamat – kalimat atau kata – kata yang menggambarkan prestasi kerja
dan karakteristik karyawan. Penilaian dilakukan oleh atasan namun tanpa
diketahui para karyawannya. Kebaikan metode checklist adalah mudah, ekonomis
administrasi, latihan bagi penilaian terbatas dan terstandarlisasi.
Kelemahannya meliputi penggunaan kriteria kepribadian disamping kriteria kerja,
kemungkinan terjadi bias penilaian (terutama halo effect), interprestasi salah
terhadap item -item checklist dan penggunaan bobot yang tidak tepat.
3.
Metode peristiwa kritis
Metode
peristiwa krisis (critical incident method) merupakan metode penilaianyang
berdasarkan pada catatan – catatan penilai yang menggambarkan perilaku karyawan
sangat baik atau sangat jelek dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja.
4.
Metode peninjauan lapangan
wakil
ahli departemen personalia turun ke lapangan dan membantu para penyelia
dalam penilaian mereka. Spesialais personalia mendapatkan informasi khusus dari
atasan langsung tentang prestasi kerja karyawan kemudian ahli itu mempersiapkan
evaluasi atas dasar informasi tersebut . Evaluasi dikirim kepada penyelia untuk
review, perubahan, persetujuan dan pembahasan dengan karyawan yang dinilai.
5.
Tes dan observasi prestasi kerja
Bila
jumlah pekerja terbatas, penilaian prestasi kerja bisa dilakukan pada tes
pengetahuan dan keterampilan. Tes mungkin dilaksanakan dalam bentuk
tertulis atau peragaan.
6.
Metode evaluasi kelompok
Metode
penilaian kelompok berguna untuk pengambilan keputusan kenaikan upah, promosi
dan berbagai bentuk penghargaan organisasional karena dapat menghasilkan
ranking karyawan dari yang terbaik sampai yang terjelek. Biasanya dilakukan
oleh penyelia atau atasan langsung.ada beberapa teknikuntuk mengevaluasi
karyawan diantanaya:
a.
Metode rangking
Penilaian
membandingkan karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya untuk
menentukan siapa yang lebih baik dan menempatkan karyawan dalam urutan dari
yang terbaik sampai terjelek .
b.
Grading atau forced distribution
pada
metode ini penilaian memisah – misahkan atau menyortil para karyawan ke dalam
klasifikasi yang berbeda.
c.
Point allocation method
Penialian
diberikan sejumlah nilai total untuk dialokasikan diantara para karyawan dalam
kelompok. Para karyawan terbaik diberi nilai yang lebih besar ketimbang yang
tidak berprestasi. Kebaikan metode ini bahwa penilai dapat mengevalusi
perbedaan relatif diantara karyawan meskipun kelemahannnya halo effect dan bias
kesan akhir.
-
METODE -METODE PENILAIAN BERORIENTASI MASA DEPAN
Penilaian
– penilaian yang berorientasi masa depan memusatkan pada prestasi kerja diwaktu
yang akan datang melalui penilaian potensi karyawan atau sasaran – sasaran
prestasi kerja di masa mendatang. Teknik – teknik yang bisa digunakan adalah :
1.
Penialian diri
Teknik
ini berguna bila tujuan evaluasi adalah untu melanjutkan poengembangan diri .
Bila karyawan meniali dirinya, perilaku defensif cenderung tidak terjadi
sehinggga upaya perbaikan diri juga cenderung dilaksanakan.
2.
Penilaian psikologis.
Mtode
ini digunakan untuk keputusan penetapan dan pengembangan. Biasanya dilakukan
dlaam bentik wawancara, tes-tes psikologi, diskusi dengan atasan dan review
evaluasi -evaluasi.
3.
Penilaian management by objective (MBO)
inti
pendekatan MBO adalah bahwa setiapa karyawan dan penyelia secra bersama
menentukan tujuan – tujuan atau sasaran – sasaran pelaksanna kerja
diwaktu yang akan datang.
4.
Teknik pusat penilaian
Untuk
membantu identifikasi telenta manajemen di waktu yang akan datang.
2.
METODE
MEMPERKECIL KESALAHAN
1. Halo
effect
Halo
effect terjadi bila pendapat pribadi penilai tentang karyawan mempengaruhi
prestasi kerja. Contohnya bila seorang atasan senang kepada karyawan, maka
pandangan bisa mengubah estimasi atasan terhadap prestasi kerja karyawan.
2.
Kesalahan kecenderungan terpusat
Banyak
penilai yang tidak suka menilai para karyawan sebagai yang efektif atau tidak
efektifdan sangat baik atau sangat jelek sehingga penilaian prestasi kerja
dibuat rata – rata.
3.
Bias terlalu lunak atau terlalu lunak
Kesalahan
terlalu lenak disebabkan oleh kecenderungan penilaian untuk terlalu mudah
memberikan nilai baik dalam evaluasi kerja. Kesalahan terlalu keras adalah
sebaliknya yang terjadi karena kesalahan ini pada umumnya bila standar – standar
prestasi tidak jelas.
4.
Prasangka Pribadi
Faktor
– faktor yang membentuk prasangka pribadi terhadap seseorang atau
kelompok bisa mengubah penilaian. Contoh seorang atasan pria mungkin cenderung
memberikan penilaian rendah kepada para karyawan wanita karena suatu hal.
5.
Pengaruh pesan terakhir.
Bila
menggunakan ukuran – ukuran prestasi kerja subyektif penilaian dipengaruhi oleh
yang paling terakhir (recency effect). Kegiatan terakhir saik atau buruk
cenderung lebih dingat oleh penilai.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar