HELLO ^_^

Senin, 30 Juni 2014

ETIKA PENGGUNAAN INTERNET DAN MEDIA SOSIAL

        A.    Etika Dalam Internet dan Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.
Social Network atau jejaring sosial merupakan salah satu fasilitas internet yang sedang booming akhir-akhir ini. Terutama di kalangan anak muda. Seolah socmedmenjadi hal yang wajib agar menjadi gaul.
Hal inilah yang kemudian melandasi permasalahan mengapa perlu untuk belajar atau paling tidak mengetahui etika dalam berinternet. Hal ini perlu guna mencegah efek samping dari berinternet yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti adat kebiasaan. Etika dalam berinternet dan social network terbagi menjadi 2 jenis etika, yaitu etika tertulis dan tidak tertulis. Etika tertulis sendiri lebih jauh terbagi menjadi 2 yaitu; etika tertulis berdasar legal forum dan etika tertulis berdasar kesepakatan.

Ø  Etika Tertulis
1.      Etika tertulis kesepakatan adalah etika tertuis yang dibuat berdasar kesepakatan dari pihak-pihak yang terkait dalam penggunaan internet dan berlaku mengikat bagi anggotanya. Contohnya adalah peraturan kesepakatan FJB Kaskus.
2.      Etika tertulis legal forum adalah adalah peraturan perundang-undangan. Contohnya ada dalam Undang-Undang RI terdapat pada Nomor 11 Tahun 2008 yang menjelaskan tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Ø  Etika Tidak Tertulis
Etika tidak tertulis lebih kepada sopan santun dalam menggunakan internet sebagai media komunikasi. Dalam banyak kasus yang menyangkut social network, umumnya pengguna entah secara sengaja atau tidak sengaja menyinggung pengguna lain sehingga menyebabkan salah paham dan berujung pada sengketa antar pengguna.
Setiap social media memiliki masalah dengan karakteristik dan istilah masing-masing. Contohnya seperti saling menyerang secara tersirat maupun terang-terangan dalam tweet antar pengguna, ini disebut tweet war. Dalam facebook yang biasa terjadi adalah hate speech. Yaitu pengungkapan kekesalan yang seolah menghujat pihak lain yang akhirnya dapat berujung tidak menyenangkan. Dan masih banyak kasus lainnya.

Saat ini perkembangan tidak hanya berada di situs internet saja, melainkan banyak sekali penggunaan aplikasi di handphone dan smartphone yang fungsinya seperti media sosial di internet. Sehingga batas dalam kehidupan sosial pun seakan-akan hambar atau tidak terlihat ada batasnya. Padahal sebenarnya dalam kehidupan sosial itu sendiri tentu ada batasnya, mulai dari norma, tata krama dll.
Untuk user tentu membedakan hal ini sangatlah mudah-mudah susah, kadang kita sendiri lupa dengan batas tersebut karena terlalu asyik dengan jejaring sosial. Kadang lupa dengan apa yang harus di share di publik atau hanya cukup disimpan saja.
a.      Selalu menggunakan bahasa dan sosial yang baik. Setiap kehidupan hal yang paling mendasar dalam keseharian adalah bahasa dan logat hidup sosial kita. Tentu saat kita ingin memposting sebuah gagasan kita ke publik harus selalu menggunakan bahasa yang baik. Karena belum tentu kita saat berkomunikasi belum tentu bahasa kita dapat diterima, misal kalimat yang bersikap profokatif, berbau sara dll.
b.    Hargai Orang Lain. Hal ini perlu diterapkan karena dengan ini, komunikasi de media sosial akan menjadi baik, misalkan kita menyapa orang tersebut dengan mengomentari status mereka, mengajak mereka berbincang bincang, sharing dll. Memang terlihat sepele, namun manfaat dari hal ini sanga baik untuk diri kita.
c.    Jangan terlalu mempublish sesatu yang bersifat pribadi. Kebanyakan kebebasan itu hampir sulit dibedakan mana yang harus di sharekan atau tidak. Hal ini sangat penting untuk membuat kesan baik untuk diri kita di media sosial, karena misal terlalu mengumbar sesuatu yg tidak seharusnya, misal percintaan, hubungan keluarga dan yg bersifat pribadi, hendaknya cukup disimpan di diri saja.
d.  Jangan terlalu overposting. Biasanya dari kita yang terlalu asyik dengan media online, memposting sesuatu yang berlebihan, mulai dari foto, status. Belum tentu yang kita share itu membuat orang nyaman. Lebih baik kita berbagi seperti informasi, seperti bertema kemajuan teknologi dll.
e.    Jadilah pribadi diri sendiri. Biasaya orang yang mempunyai kebiasaan cenderung di media sosial, akan membentuk karakter, yaitu, misal kita sering update status tentang problematika cinta, kita akan cenderung memposting kegelisahan itu. Bersikapdewasa dalam hal ini penting
f.     Jangan terlalu banyak di depan media sosial. Hal terakhir yaitu, jangan terlalu banyak di depan media sosial, seperti yang diatas dapat mempengaruhi karakter pribadi, terlalu banyak di media sosial akan mempengaruhi hubungan bersosialisasi kita secara langsung. Misal tata bahasa saat bertemu orang langsung, bahkan bisa jadi kita lebih memilih silaturahmi menggukanan media online dari para bertemu langsung.


B.     Kode Etik Penggunaan Internet dan Media Sosial
Adapun kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet adalah:

1.      Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan dengan masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.
2.      Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi menyinggung secara  langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras (SARA), termasuk didalamnya usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan serta segala bentuk pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok/ lembaga/ institusi lain.
3.      Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk melakukan perbuatan melawan hukum (illegal) positif di Indonesia dan ketentuan internasional umumnya.
4.      Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah umur.
5.      Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan cracking.
6.      Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar/foto, animasi, suara atau bentuk materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus mencantumkan identitas sumber dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia untuk melakukan pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul karenanya.
7.      Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumberdaya (resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain.
8.      Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku dimasyarakat internet umumnya dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala muatan/ isi situsnya.

9.      Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat melakukan teguran secara langsung.

Sumber :


SERTIFIKASI DALAM BIDANG TI

A.    Pengertian Sertifikasi

Sertifikasi di Bidang TI adalah cara yang standar dan terukur untuk mengukur kemampuan teknis. sertifikasi TI menunjukan bahwa para professional Teknologi Informasi tersebut memiliki pengetahuan dan kompetensi yang dapat di buktikan. Sertifikasi di bidang TI juga memberikan keunggulan dalam daya saing bagi berusahaan, khususnya dalam pasar glogal karena kemampuan dan pengetahuan Profesional Teknologi Informasi dan Telekomunikasi telah di uji dan didokumentasikan.
Selain itu pengalaman mengikuti kegiatan sertifikasi dapat memberikan wawasan-wawasan baru yang  mungkin tidak pernah ditemui pada saat mengikuti pendidikan formal atau dalam pekerjaan sehari-hari. selain mampu memberikan jalan yang lebih mudah untuk menemukan pekerjaan di bidang TI, sertifikasi juga dapat membantu meningkatkan posisi dan reputasi bagi yang telah bekerja.
Ø  Profesionalitas seorang praktisi TI paling tidak  harus memiliki 2 (dua) pengakuan, yakni :
1. Pengakuan secara akademis berupa gelar kesarjanaan.
2. Pengakuan dari dunia industri berupa pengakuan atas keahlian dan kemampuan (skill) yang dibuktikan dengan kepemilikan Sertifikasi.
a)      Sertifikasi Berorientasi Produk :
1.      Microsoft (pengembang perangkat lunak)
o   Microsoft Certified Profesional (MCP), yaitu Sertifikasi Supporting Windows, beberapa paket dalam MPC antara lain :
a. Microsoft Office Specialist (MOS) yaitu Sertifikasi untuk penggunaan Microsoft Office.
b. Microsoft Certified System Administrator (MCSA), Sertifikasi Administrator Server Windows 2000 atau .Net (dot-Net)
c. Microsoft Certified System Engineer (MCSE), Sertifikasi Administrator dan Perancangan Sistem berbasis Server Windows 2000 / .Net
d. Microsoft Certified Application Developer (MCAD), Sertifikasi untuk Programmer & Systems Analyst berbasis Visual Studio 6 / .Net.
e. Microsoft Certified Database Administrator (MCDBA), Sertifikasi untuk Administrator Microsoft SQL Database Server.
f. Microsoft Certified Desktop Support Technician (MCDST), Sertifikasi untuk Technical & Customer Service Skills
g. Microsoft Certified Trainer (MCT), Sertifikasi untuk kualifikasi intruktur pelatihan.
2. Oracle (pengembang database)
a. Oracle Certified Associate (OCA)
b. Oracle Certified Profesional (OCP)
c. Oracle Certified Master (OCM)
3. Cisco (pengembang jaringan komputer)
a. Cisco Certified Design Associate (CCDA), Sertifikasi untuk design jaringan LAN, WAN, dan Switched LAN Sederhana.
b. Cisco Certified Network Associates (CCNA), Sertifikasi untuk pemasangan & konfigurasi peralatan jaringan dari Cisco.
c. Cisco Certified Network Professional (CCNP), Sertifikasi lanjutan dari CCNA
d. Cisco Certified Design Profesional (CCDP), Sertifikasi untuk Design jaringan kompleks dan multiprotokol untuk perusahaan.
e. Cisco Certified Internetwork Professional (CCIP), Sertifikasi untuk melakukan perancangan, design, dan implementasi jaringan berskala besar.
f. Cisco Certified Security Professional (CCSP), Sertifikasi untuk keamanan jaringan.
4. Novell (pengembang Sistem Operasi)
a. Novell CLP (Certified Linux Professional)
b. Novell CLE (Certified Linux Engineer)
c. Suse CLP (Suse Certified Linux Professional)
d. Master Certified Novell Engineer (MCNE)
b)      Sertifikasi Berorientasi Profesi
1. Institute for Certification of Computing Professionals (ICCP)
Merupakan badan sertifikasi profesi teknologi informasi di Amerika. ICCP melakukan pengujian terhadap 19 bidang minat, diantaranya adalah bussiness information system, office information system, internet, system development, dan software engineer. Beberapa contoh sertifikasi dari ICCP adalah :
·         CDP (Certified Data Processor) merupakan sertifikasi untuk para profesional yang memiliki orientasi pekerjaan bidang pemrosesan data.
·         CCP (Certified Computer Programmer) merupakan sertifikasi untuk para profesional yang bekerja sebagai programer.
·         CSP (Certified Systems Professional) merupakan sertifikasi untuk para profesional yang bekerja pada bidang analis desain dan pengembangan komputer berbasis komputer.
2.      Institute for Certification of Computing Professionals (CompTIA)
Merupakan Asosiasi industri teknologi komputer yang beranggotakan antara lain: Microsoft, Intel, IBM, Novell, Linux, HP, dan CISCO. Asosiasi ini memberikan sertifikasi di berbagai bidang, misalnya network support, dan computer technical. Adapun beberapa sertifikasi yang diberikan adalah :
·         A+ (Entry Level Computer Service) merupakan sertifikasi untuk profesional yang memiliki orientasi pekerjaan di bidang teknisi komputer.
·         Network+ (Network Support and Administration) merupakan sertifikasi untuk para profesional yang memiliki orientasi pekerjaan bidang jaringan komputer.
·         Security+ (Computer and Information Security) merupakan sertifikasi untuk para profesional yang memiliki orientasi pekerjaan di bidang keamanan komputer.
·         HTI+ (Home Technology Installation) merupakan sertifikasi untuk para profesional yang memiliki orientasi pekerjaan di bidang instalasi sampai pada pemeliharaan dan teknisi home technology.
·         IT Project+ (IT Project Managemant) merupakan sertifikasi untuk para profesional yang memiliki orientasi pekerjaan dalam manajemen proyek di bidang teknologi informasi.
B.     Manfaat adanya sertifikasi profesionalisme :
1.      Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih profesional.
2.      Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlian individu terhadap sebuah profesi.
3.      Pengakuan dari organisasi profesi sejenis, baik tingkat regional maupun internasional.
4.      Membuka akses lapangan pekerjaan secara nasional, regional maupun internasional.
5.      Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai perimbangan dengan pedoman skala yang diberlakukan.

Sumber :