1. PERILAKU INDIVIDU DAN PENGARUHNYA TERHADAP ORGANISASI
Variabel yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi
A. Variabel-Variabel Dependen
Yaitu
factor-faktor kunci yang ingin dijelaskan atau diperkirakan dan yang
terpengaruh
sejumlah factor lain (suatu respons yang dipengaruhi oleh suatu variable
bebas.
Variabel-variabel
dependen tersebut antara lain :
1.
Produktivitas
Yaitu
suatu ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan dan efisiensi.
2.
Keabsenan (kemangkiran)
Yaitu
gagal atau tidak melapor untuk bekerja
3.
Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan)
Yaitu
penarikan diri secara sukarela dan tidak sukarela dari suatu organisasi
4.
Kepuasan kerja
Yaitu
suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau selisih antara
banyaknya
ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka
yakini
seharusnya mereka terima.
B. Variabel-Variabel Independen
1.
Variabel-variabel level individu
a.
Usia c. Status perkawinan
b.
Jenis kelamin d. Masa kerja
2.
Variabel-variabel level kelompok
3.
Variabel-variabel level system organisasi
Stress Individu
Stress
adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi
emosi,
pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut.
Faktor
pemicu stress disebut stressor
Stressor
dibagi menjadi dua, antara lain :
1.
Stressor On The Job (dari dalam lingkungan pekerjaan)
a)
Beban kerja berlebih (overload)
b)
Desakan waktu (deadline)
c)
Kualitas pembimbingan rendah/low supervise
d)
Iklim politis tidak aman/low comfort
e)
Umpan balik kerja rendah/low feedback
f)
Wewenang tidak memadai/low authority
g)
Ketidakjelasan peranan/role ambiguity
h)
Frustasi/putus asa
i)
Konflik antar pribadi atau kelompok
j)
Perbedaan nilai individu dan organisasi
k)
Perubahan situasi kantor yang mengejutkan
2.
Stressor Off The Job (dari luar lingkungan pekerjaan)
a)
Krisis keuangan pribadi atau keluarga
b)
Permasalahan-permasalahan tentang anak
c)
Permasalahan-permasalahan tentang fisik
d)
Permasalahan-permasalahan dalam perkawinan
e)
Perubahan situasi rumah atau lingkungan
f)
Permasalahan-permasalahan lainnya
Dampak
stressor dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :
1.
Sifat stressor
Yaitu
pengetahuan individu tentang stressor tersebut dan pengaruhnya pada individu
tersebut.
2.
Jumlah stressor
Yaitu
banyaknya stressor yang diterima individu dalam waktu bersamaan.
3.
Lama stressor
Yaitu
seberapa sering individu menerima stressor yang sama
4.
Pengalaman masa lalu
5. Tingkat perkembangan
2. Karakteristik individu
dalam organisasi antara lain :
- karakteristik
biografis
- Umur
- Jenis
kelamin
- Status
kawin
- masa
kerja
- Kemampuan
- kemampuan
fisik
- kemampuan
intelektual
- Kepribadian
- Proses
belajar
- Persepsi
- Sikap
- Kepuasan
kerja
Perilaku
Individu dalam organisasi antara lain :
- Produktifitas
kerja
- Kepuasan
kerja
- Tingkat
absensi
- Tingkat
turnover
Pertama,
mari kita membahas tentang dasar-dasar Perilaku Individu yang mempunyai
karakteristik individu.
1. karakteristik biografis
yaitu karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan status kawin yang objektif dan mudah diperoleh dari rekaman pribadi.
Umur (age)
1. karakteristik biografis
yaitu karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan status kawin yang objektif dan mudah diperoleh dari rekaman pribadi.
Umur (age)
- hubungan
Umur - Turnover = umur meningkat maka tingkat turnover menurun. Alasannya
karena alternatif pekerjaan (option) yang semakin sedikit, penghasilan
lebih tinggi yang telah diperoleh, dan tunjangan pensiun yang lebih
menarik.
- Hubungan
Umur - Absensi = Umur meningkat, maka ketidakhadiran yang disengaja
menurun, dan ketidakhadiran yang tidak disengaja meningkat pula. Mengingat
umur yang bertambah berarti adanya keluarga yang harus dibina.
ketidakhadiran yang disengaja jarang sekali dilakukan, karena melihat pada
nilai gaji yang terpotong bila tidak masuk kerja. Dan ketidakhadiran yang
tidak disengaja meningkat pula, contoh : bila ada salah satu anaknya yang
sakit.
- Hubungan
Umur - Produktivitas = umur meningkat, maka produktifitas menurun. Alasan
: menurunnya kecepatan, kecekatan, dan kekuatan. Juga meningkatnya
kejenuhan atau kebosanan, dan kurangnya rangsangan intelektual. Namun ada
juga study yang mengemukakan bahwa hubungan umur dengan produktifitas
ternyata tidak ada hubungannya sama sekali. Dengan alasan : menurunnya
ketrampilan jasmani tidak cukup ekstrem bagi menurunnya produktifitas. Dan
meningkatnya umur biasanya diimbangi dengan meningkatnya pengalaman.
- hubungan
umur - kepuasan kerja =
- bagi
karyawan profesional : umur meningkat, kepuasan kerja juga meningkat
- karyawan
non-profesional : kepuasan merosot selama usia tengah baya dan kemudian
naik lagi dalam tahun-tahun selanjutnya. Bila digambarkan dalam bentuk
kurva, akan berbentuk kurva U ("U" curve).
Jenis
kelamin (gender)
- tidak
ada beda yang signifikan / bermakna dalam produktifitas kerja antara pria
dengan wanita.
- tidak
ada bukti yang menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan memperngaruhi
kepuasan kerja.
- hubungan
gender - turnover = beberapa studi menjumpai bahwa wanita mempunyai
tingkat keluar yang lebih tinggi, dan studi lain menjumpai tidak ada
perbedaan antara hubungan keduanya.
- hubungan
gender - absensi = wanita mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi
(lebih sering mangkir). dengan alasan : wanita memikul tanggung jawab
rumah tangga dan keluarga yang lebih besar, juga jangan lupa dengan
masalah kewanitaan.
Status
kawin (martial status)
- tidak
ada studi yang cukup untu menyimpulkan mengenai efek status perkawinan
terhadap produktifitas.
- karyawan
yang menikah lebih sediki absensinya, pergantian yang lebih rendah, dan
lebih puas dengan pekerjaannya.
Masa
kerja
- tidak
ada alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja (senior) akan lebih
produktif dari pada yang junior.
- senioritas
/ masa kerja berkaitan secara negatif dengan kemangkiran dan dengan
tingkat turnover.
- masa
kerja tinggi , tingkat absensi dan turnover rendah
- masa
kerja rendah, tingkat absensi dan turnover tinggi
Keduanya hal di atas berkaitan secara negatif
- masa
kerja tinggi, kepuasan kerja tinggi
- masa
kerja rendah, kepuasan kerja rendah
kedua hal di atas berkaitan secara positif
2. Kemampuan
yaitu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
2. Kemampuan
yaitu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
- kemampuan
intelektual. merupakan kemampuan yang
diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental. misalnya :
berpikir,menganalisis, memahami. yang mana dapat diukur dalam berbrntuk
tes (tes IQ). Dan setiap orang punya kemampuan yang berbeda.
- kemampuan
fisik. merupakan kemampuan yang
diperlukan untuk melakukan tugas yang menuntut stamina, kecekatan dan
kekuatan.
3.
Kepribadian
merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. kepribadian terbentuk dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh lainnya), dan juga situasi.
ciri dari kepribadian adalah :
merupakan karakteristik yang bertahan, yang membedakan perilaku seorang individu, seperti sifat malu, agresif, mengalah, malas, ambisius, setia.
4. Proses belajar (pembelajaran)
adalah bagaimana kita dapat menjelaskan dan meramalkan perilaku, dan pahami bagaimana orang belajar.
belajar adalah : setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.
merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. kepribadian terbentuk dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh lainnya), dan juga situasi.
ciri dari kepribadian adalah :
merupakan karakteristik yang bertahan, yang membedakan perilaku seorang individu, seperti sifat malu, agresif, mengalah, malas, ambisius, setia.
4. Proses belajar (pembelajaran)
adalah bagaimana kita dapat menjelaskan dan meramalkan perilaku, dan pahami bagaimana orang belajar.
belajar adalah : setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.
- belajar
melibatkan perubahan (baik ataupun buruk)
- perubahan
harus relatif permanen
- belajar
berlangsung jika ada perubahan tindakan / perilaku
- beberapa
bentuk pengalaman diperlukan untuk belajar. pengalaman dapat diperoleh
lewat pengamatan langsung atau tidak langsung (membaca) atau lewat
praktek.
5.
Persepsi
merupakan suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya.
distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :
merupakan suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya.
distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :
- persepsi
selektif, orang-orang yang secara
selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan berdasarkan kepentingan,
latar belakang, pengalaman, dan sikap.
- efek
halo, menarik suatu kesan umum
mengenai individu berdasarkan suatu karakteristik tunggal (kesan pertama)
- efek
kontras, evaluasi dari
karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang
lain yang baru dijumpai, yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah
pada karakteristik yang sama.
- proyeksi, menghubungkan karakteristik pribadinya
terhadap karakteristik pribadi orang lain.
- stereotype, menilai seseorang atas dasar persepsi kita
terhadap kelompok dari orang tersebut (menggeneralisasikan)
6.
Sikap
adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting, karena sikap mempengaruhi perilaku kerja.
komponen sikap :
adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting, karena sikap mempengaruhi perilaku kerja.
komponen sikap :
- kognitif, segmen pendapat atau keyakinan dari suatu
sikap
- afektif, segmen emosional dari suatu sikap
- perilaku,suatu maksud untuk perilaku dalam suatu cara
tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
7.
Kepuasan kerja
adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau persaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi sikap.
apa yang menetukan kepuasan kerja ?
adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau persaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi sikap.
apa yang menetukan kepuasan kerja ?
- kerja
yang secara mental menantang.
kesempatan menggunakan ketrampilan / kemampuan, tugas yang beragam,
kebebasan, dan umpan balik.
- ganjaran
yang pantas. sistem upah dan kebijakan
promosi yang adil.
- kondisi
kerja yang mendukung.
lingkungan kerja yang aman, nyaman, fasilitas yang memadai.
- rekan
kerja yang mendukung.
rekan kerja yang ramah dan mendukung, atasan yang ramah, memahami,
menghargai dan menunjukan keberpihakan kepada bawahan.
- kesesuaian
kepribadian dengan pekerjaan.
bakat dan kemampuan karyawan sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
kepuasan kerja yang rendah, mengakibatkan keluhan, absensi,
dan tingkat turnover tinggi. Namun membuat tingkat produktifitas rendah juga.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar