PENDAHULUAN
Perubahan organisasi merupakan suatu fenomena
yang kompleks, sehingga seorang manajer tidak bisa melakukan suatu perubahan
terencana secara langsung namun perlu perubahan secara sistematis dan logis
agar memiliki suatu kesempatan realistic untuk berhasil. Untuk
mengimplementasikan perencanaan untuk perubahan, manajer perlu memahami
langkah-langkah yang efektif dan bagaimana mengatasi penolakan karyawan
terhadap perubahan-perubahan yang efektif dan bagaimana mengatasi penolakan
karyawan terhadap perubahan.
1. Langkah-langkah
dalam Proses Perubahan
Langkah-langkah dalam proses perubahan
menurut Kurt Lwein yang kemudian disebut model Lewin, yaitu :
1.Unfreezing, yaitu proses penjelasan
perubahan kepada individu yang akan terpengaruh oleh perubahan agar dapat
memahami mengapa perubahan itu diberlakukan.
2.The Change it Self, yaitu perubahan itu
sendiri, yang dimplementasikan / dihilangkan.
3.Refresing, yaitu proses penekanan dan
mendukung perubahan sehingga ia menjadi bagian dari sistem.
Selain model Lewin, ada juga langkah lain
seperti pendekatan komprehensif terhadap perubahan. Pendekatan ini memerlukan
pandangan sistwm yang memaparkan serangkaian langkah-langkah spesifik yang
sering menyebabkan keberhasilan suatu perubahan.
2. Memahami
Penolakan akan Perubahan
Elemen lain dari manajemen perubahan yang
efektif adalah memahami penolakan yang seringkali mengikut perubahan. Manajer
harus tahu mengapa orang menolak perubahan dan apa yang bisa mereka lakukan
terhadap penolakan. Penolakan sering terjadi karena ketidak pastian,
kepentingan pribadi yang terencana, perbedaan persepsi dan rasa kehilangan.
- Ketidak pastian
Seorang karyawan mengadakan penolakan
terhadap perubahan karena ketidak pastian. Dalam hal ini, akan muncul
kekhawatiran mengenai kemampuan mereka untuk memenuhi tuntutan pekerjaan baru
serta keamanan pekerjaan yang akan terancam.
- Kepentingan pribadi yang terancam
Banyak perubahan yang mengganggu kepentingan
pribadi dalam suatu organisasi, sehingga secara potensial bisa mengurangi
kekuasaan atau pengaruh mereka dalam organisasi.
- Perbedaan persepsi
Persepsi yang berbeda mengakibatkan seseorang
bisa menolak perubahan bahkan tak jarang perbedaan persepsi ini mengakibatkan
kerjasama antara manajer dan karyawan bisa kompleks.
- Rasa kehilangan
Rasa kehilangan terhadap sesuatu yang
dimiliki bisa membuat seseorang menolak perubahan yang terjadi. Sebagai
contoh dalam sebuah organisasi akan terjadi perubahan, tapi perubahan itu bisa
membuat dia kehilangan kekuasaan, status, dan keamanan kerja sehingga
kemungkinan untuk menolak perubahan itu terjadi.
3. Mengatasi
Penolakan Terhadap Perubahan
Seorang manajer seharusnya tidak menyerah
dalam menghadapi penolakan terhadap perubahan, tetapi melakukan teknik, antara
lain :
§
Partisipasi
Partisipasi merupakan teknik yang paling
efektif untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan. Karyawan yang
berpartisipasi dalam perencanaan dan berpartisipasi dalam menerapkan suatu
perubahan lebih dapat memahami alasan dari perubahan tersebut. Masalah ketidak
pastian dapat dikurangi dari kepentingan pribadi dan hubungan sosial lebih
tidak terancam.
§
Pendidikan
dan komunikasi
Mendidik karyawan mengenai kebutuhan akan
perubahan dan hasil yang diharapkan dari suatu perubahan yang tertunda
seharusnya mengurangi penolakan mereka. Komunikasi yang terbuka juga diharapkan
mampu mengurangi penolakan selama proses perubahan serta ketidak pastian dapat
diminimalkan.
§
Fasilitas
Prosedur fasilitas juga sangat penting saat
membuat sebuah perubahan. Ketika mengumumkan sebuah perubahan di muka umum dan
memberikan waktu bagi orang untuk melakukan penyesuaian terhadap cara baru
dalam melakukan berbagai hal bisa membantu mengurangi penolakan terhadap
perubahan.
§
Analisis
Bidang Kekuatan
Walaupun analisis bidang kekuatan mungkin
terdengar seperti sesuatu yang berasal dari sebuah film star trek, namun
analisis ini juga dapat membantu mengatasi penolakan terhadap perubahan. Dalam
setiap situasi perubahan, berbagai kekuatan bertindak mendukung dan menolak
perubahan. Oleh sebab itu, manajer mulai mengumpulkan setiap rangkaian kekuatan
dan berusaha untuk mempengaruhi keseimbangan agar kekuatan yang memfasilitasi
perubahan lebih besar dari pada kekuatan yang menolak perubahan.
PEMBAHASAN
1.
Perubahan yang direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah
perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih
dahulu oleh pihak-pihakyang
hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu
perubahan dinamakan agent of
change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan
dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Oleh karena itu, suatu
perubahan yang direncanakan selalu di bawah pengendalian dan [[pengawasan agent of change. Secara umum, perubahan
berencana dapat juga disebut perubahan dikehendaki. Misalnya, untuk mengurangi
angka kematian]] anak-anak akibat polio, pemerintah mengadakan gerakan Pekan Imunisasi Nasional
(PIN)atau untuk mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk pemerintah mengadakan program keluarga berencana (KB).
2.
Perubahan yang Struktural
Salah satu cara membentuk struktur organisasi
adalah dengan membuat disain organisasi (organization design). Disain organisasi
sendiri merupakan pembentukan peran (roles), aktifitas pengolahan (process),
dan bentuk hubungan formal (formal relationship) dalam suatu organisasi.
Didalamnya, ada pengembangan struktur keseluruhan di dalam organisasi baik unit
maupun sub-sub unitnya, serta definisi peran dan proses yang lebih detil dalam
unit maupun sub unit tersebut.
Di dalam pembentukan struktur organisasi itu sendiri, ada
beberapa prinsip dasar yang harus dimiliki oleh struktur organisasi tersebut,
diantaranya :
Ø
Struktur organisasi memberi prioritas pada pelanggan
kunci (key customer priorities)
Ø
Struktur tersebut mampu mengurangi dan menghilangkan
duplikasi organisasi
Ø
Struktur menyederhanakan lapisan manajemen di dalam
organisasi.
Ø
Struktur organisasi dapat meningkatkan saluran komunikasi
(channel of communication) di dalam organisasi.
Ø
Struktur organisasi tersebut memberikan peran,
tanggungjawab yang jelas serta memiliki akuntabilitas.
Dalam kerangka konsep struktur organisasi banyak
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi antara lain
:
Visi dan Misi organisasi
Ø
Strategi Organisasi
Ø
Model kepemimpinan (leadership model)
Ø
Kebijakan maupun prosedur
Ø
Budaya organisasi
Faktor eksternal yang mempengaruhi disain
struktur organisasi antara lain :
Ø
Pelanggan
Ø
Supplier
Ø
Pemerintah
Ø
Aturan formal, hukum dan perundangan
Ø
Teknologi Manajemen
Ø
Dan stakeholder lainnya (masyarakat, komunitas dll).
Kesemua faktor tersebut sangat mempengaruhi
proses disain organisasi. Tentunya disain organisasi yang baik akan
mempertimbangkan semua faktor tersebut sampai terbentuknya struktur organisasi
yang efektif dan efisien.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar