PENDAHULUAN
Latar Belakang Pengambilan
Keputusan
Pengambilan keputusan dengan memperhatikan organisasi,
perorangan, dan kelompok perorangan yang terlibat dalam proses pengambilan
keputusan dinyatakan dalam teori sistem. Dalam teori ini, suatu sistem
merupakan suatu set elemen-elemen atau komponen yang tergabung bersama
berdasarkan suatu bentuk hubungan tertentu. Komponen-komponen itu satu sama
lain saling terkait dan membentuk suatu kesatuan yang utuh. Tingkah laku suatu
organisasi sangat tergantung pada tingkah laku komponen-komponennya dan
hubungan antar komponen.
Sebagai contoh suatu perusahaan sebagai suatu organisasi
yang akan mencapai tujuan, misalnya jumlah penjualan maksimal (maximum
revenue). Setiap pimpinan sub-unit harus mengambil keputusan guna
menunjang pencapaian tersebut. Informasi utama yang diperlukan adalah besarnya
jumlah permintaan produk yang akan diproduksi berdasarkan ramalan penjualan.
Berdasarkan ramalan penjualan di waktu akan datang, direktur produksi
memutuskan untuk memproduksi (melalui perencanaan) sejumlah yang diminta agar tidak
terjadi produksi berlebihan (over production) atau produksi rendah (under
production). Setelah diketahui jumlah unit yang akan diproduksi,
dapat diputuskan dengan tepat berapa jumlah bahan mentah yang harus dibeli,
berapa buah mesin yang diperlukan, berapa jumlah tenaga kerja yang
diperlukan,berapa jumlah dana yang dibutuhkan dan berapa jumlah dana yang perlu
dipinjam dari bank.
Jadi, sub-sub elemen yang terkait dengan produksi tidak
boleh seenaknya membuat keputusan tentang jumlah unit yang diproduksi, jumlah
bahan mentah yang harus dibeli, dan sebagainya. Semua keputusan yang dibuat
oleh masing-masing kepala subunit harus terkait satu sama lain, agar tujuan
dapat tercapai.
PEMBAHASAN
1. DELPHI
Teknik atau proses Delphi,
pertama kali dikembangkan oleh N. C. Dalkey, Helmer, dan rekan pada tahun
1950an dan 1960an dalam Rand Corporation, yang pada saat sekarang terkenal
sebagai suatu teknik untuk membantu pengambilan keputusan-keputusan yang
mengandung risiko dan ketidakpastian, misal forecasting jangka panjang.
Teknik Delphi termasuk ke dalam teknik pengambilan keputusan modern yang merangsang kreativitas dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan gagasan orang lain untuk mencapai Konsensus dalam pengambilan keputusan kelompok. Teknik ini juga merupakan salah satu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan stratejik.
Teknik Delphi termasuk ke dalam teknik pengambilan keputusan modern yang merangsang kreativitas dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan gagasan orang lain untuk mencapai Konsensus dalam pengambilan keputusan kelompok. Teknik ini juga merupakan salah satu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan stratejik.
Teknik Delphi yang didasarkan pada sebuah proses ter-struktur untuk mengumpulkan dan membawa pengetahuan dari sekelompok ahli dengan cara serangkaian kuesioner maupun yang di-kontrol dengan pendapat umpan balik (Adler dan Ziglio, 1996). Menurut Helmer (1977) Delphi merupakan perangkat komunikasi yang berguna di antara sekelompok ahli sehingga memudahkan pembentukan kelompok itu.
Teknik Delphi merupakan latihan dalam kelompok komunikasi antara panel secara geografis ahli (Adler dan Ziglio, 1996) yang memungkinkan para ahli teknik sistematis untuk menangani masalah kompleks dengan suatu tugas. Inti dari teknik ini cukup mudah, yaitu terdiri dari serangkaian kuesioner dikirim baik lewat mail atau melalui sistem komputerisasi, untuk pra-ahli yang dipilih grup. Kuesioner ini dirancang untuk mendapat tanggapan dan pengembangan individu sebagai cara untuk menimbulkan masalah yang nantinya akan diperbaiki oleh pra-ahli.
Partisipan untuk teknik Delphi tidak saling kenal satu sama lain. Biasanya secara fisik berjauhan dan tidak saling bertemu. Semua komunikasi antar partisipan dengan cara kuesioner dan umpan balik dari pemantau seorang Staf.
2. KELOMPOK MOMINAL
Pada
dasarnya, TKN adalah rapat kelompok yang terstruktur terdiri dari 7-10 individu
duduk berkumpul tetapi tidak berbicara satu sama lainnya. Setiap orang menulis
gagasannya di selembar kertas. Setelah 5 menit, dilakukan saling tukar pikiran
yang terstruktur. Setiap orang mengajukan satu gagasan. Seseorang yang ditunjuk
sebagai notulen mencatat seluruh gagasan itu di kertas di depan seluruh anggota
kelompok. Kesemuanya berlanjut sampai dengan tidak ada lagi gagasan yang
dikemukakan. Diskusi masih juga belum ada.
Keputusan
kelompok adalah jumlah matematis dari seluruh suara masing-masing individu.
Proses
Delphi dan TKN telah terbukti lebih
produktif dibandingkan sumbang saran. Masing-masing memiliki catatan sukses.
Perbedaan dasar antara proses delphi dan TKN menurut Gibson (1997:293) adalah:
1. Partisipan untuk Delphi tidak saling kenal satu sama lain,
sementara TKN sudah saling kenal.
2. Partisipan TKN duduk saling berhadapan, sementara Delphi secara
fisik berjauhan dan tidak pernah saling bertemu.
3. Pada proses Delphi, semua komunikasi antar partisipan dengan cara
kuesioner tertulis dan umpan balik dari pemantauan seorang staf. Pada TKN,
partisipan berkomunikasi secara langsung.
Teknik
ini membantu kelompok dalam menghasilkan sejumlah ide, mengevaluasi dan memilih
solusi secara lebih terstruktur dan sistematis. Dalam teknik ini, setiap
anggota kelompok menulis ide dan solusi, membacakan ide dan solusinya kepada
orang lain, mendiskusikan dan merangking seluruh alternatif. Teknik ini juga
sangat berguna terutama sekali bila sebuah isu merupakan isu yang
kontroversial. Menurut Rizky (2004) format dasar teknik ini dijabarkan sebagai
berikut:
1. Sebuah kelompok dibentuk untuk mendiskusikan topik atau masalah
yang spesial.
2. Setelah masalah dipahami dengan baik, setiap individu diminta
untuk menuliskan ide-idenya. Untuk menuliskan ide-ide diberikan waktu selama
kurang lebih 30 atau 40 menit. Setiap orang diminta untuk inovatif dalam
menghasilkan ide.
3. Kemudian, seluruh ide dituliskan pada papan tulis agar kelompok
dpat mengetahui pandangan setiap individu. Pada tahap ini, sesi diskusi,
kritik, saran dan evaluasi belum dibuka.
4. Seketika seluruh alternatif solusi telah dijabarkan, sesi diskusi
mulai dibuka. Setiap orang boleh mengajukan kritik dan saran, evaluasi serta
perbaikan membangun untuk setiap ide. Pada tahap ini, diskusi tentang
alternatif solusi dimulai dari alternatif atau ide yang pertama kali diajukan/
ditulis di papan, dimana pengajuan dilakukan secara acak. Setiap anggota
kelompok dapat meminta klarifikasi informasi dan kritik untuk setiap alternatif
guna mengidentifikasi pandangan pro dan kontra.
5. Setiap anggota individu yang terlibat diskusi diberikan waktu 30
detik untuk beragumentasi, mempertahankan kebaikan idenya, atau mendukung ide
tertentu yang dianggap baik.
6. Bila seluruh alternatif telah didiskusikan, setiap anggota
kelompok merangking seluruh alternatif yang menurut pandangan mereka terbaik
dan paling memungkinkan untuk diterapkan.
7. Pemimpin kelompok kemudian menentukan pilihan akhir berdasarkan
pilihan alternatif tertinggi atau alternatif yang paling banyak dipilih. Teknik
ini mengikuti teknik penentuan keputusan dengan suara terbanyak (voting). Sebelum keputusan akhir
diambil, kelompok dapat mendiskusikan kembali pilihan alternatif terbaik pada
urutan teratas (3 atau 5), dan kemudian melakukan teknik voting ronde kedua.
Dengan
teknik ini dapat mengurangi hambatan terhadap pengambilan keputusan secara
berkelompok yaitu dengan:
1. Memisahkan brainstroming dari tahap evaluasi.
2. Mempromosikan keseimbangan partisipasi diantara anggota kelompok.
3. Memadukan teknik voting secara
matematis untuk meraih kesepakatan bersama.
Hal
yang perlu diingat dalam penggunaan teknik ini yaitu pemimpin diskusi
harus bertindak sebagai moderator yang baik agar cara pandang obyektif dapat
muncul, sehingga setiap anggota dapat memilih dan merangking alternatif tanpa
terikat pada bias pemikiran kelompok. Saat pendekatan kelompok nominal murni
dikembangkan menjadi teknik khusus untuk pengambilan keputusan dalam
organisasi, pendekatan ini dinamakan nominal group technique (NGT)
dan terdiri dari langkah berikut ini:
1. Pembangkitan ide yang tidak terucapkan melalui tulisan
2. Umpan balik round-robin dari anggota kelompok, yang mencatat
setiap ide dalam frasa pendek pada flip chart atau papan tulis
3. Pembahasan setiap ide yang tercatat untuk klarifikasi dan evaluasi
4. Voting individu mengenai ide prioritas, dengan keputusan kelompok
diambil secara matematis menurut rating.
Sebuah
studi menemukan bahwa individu yang bekerja sendiri dan kemudian masuk dalam
kelompok nominal menjadi superior, tetapi untuk pembangkitan ide melalui
komputer, kelompok yang utuh (seperti kelompok kerja reguler) menghasilkan
lebih banyak ide (dengan kualitas tinggi) daripada orang yang bekerja dalam
subkelompok atau individu dalam kelompok nominal.
Menurut
Mansoer (1989:71) Cara pelaksanaan teknik ini ialah:
1. Sebelum diskusi kelompok dilakukan setiap orang harus menuliskan
gagasannya tentang masalah.
2. Kemudian setiap anggota menyampaikan gagasannya pada kelompok
secara bergiliran. Sebelum semua gagasan dikemukakan tidak diadakan diskusi.
3. Kelompok mulai mendiskusikan idea-idea yang terhimpun untuk
mencari kejelasan gagasan dan sekaligus menilainya.
4. Setiap anggota kelompok secara bebas sendiri-sendiri menyusun
urutan pemikiran. Gagasan atau pemikiran yang berada pada urutan teratas
dijadikan sebagai keputusan.
Dengan
teknik ini kelompok dapat mengambil keputusan secara formal tanpa menghambat
kebebasan pribadi, namun tidak terjadi debat bertele-tele seperti lazim terjadi
pada diskusi tradisional.
Sedangkan
Robbins (2002:123) menyebutkan langkah-langkah teknik kelompok nominal sebagai
berikut:
1. Para anggota bertemu dalam suatu kelompok, namun sebelum
dilaksanakan diskusi apapun juga setiap anggota secara independen menuliskan
ide-idenya tentang masalah yang dihadapi.
2. Periode berdiam diri ini dilanjutkan dengan presentasi oleh
masing-masing anggota tentang ide-ide mereka dihadapan kelompok. Masing-masing
anggota bergiliran mengelilingi meja untuk mempresentasikan setiap ide sampai
seluruh ide selesai dipresentasikan dan dicatat (biasanya pada sebuah flip
chart atau papan tulis) tidak diperbolehkan adanya diskusi sampai keseluruhan
ide-ide dicatat.
3. Kemudian kelompok tersebut mendiskusikan ide-ide itu untuk
mendapatkan kejelasan dan melakukan evaluasi.
4. Masing-masing anggota kelompok secara diam-diam merengking ide-ide
tersebut secara sendiri-sendiri.
5. Keputusan akhir ditentukan oleh ide yang mendapat rengking
tertinggi.
Keuntungan
utama dari teknik ini adalah bahwa teknik ini menyediakan waktu bagi para
anggota kelompok untuk bertemu secara formal, namun tidak membatasi
pemikiran-pemikiran independen, sebagaimana yang sering terjadi dalam interaksi
kelompok secara tradisional.
Menurut
Syamsi (2000) perbedaan teknik Delphi dan teknik kelompok nominal pada pokoknya adalah teknik Delphi
merupakan teknik pengambilan keputusan kelompok secara lebih tertutup,
sedangkan teknik kelompok nominal itu lebih terbuka.
SUMBER
: