1. KATA DAN GAGASAN
Dalam kegiatan
komunikasi, kata-kata dijalin-satukan dalam suatu konstruksi yang lebih besar
berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis yang ada dalam suatu bahasa. Yang paling
penting dari rangkaian kata-kata tadi adalah pengertian yang tersirat dibalik
kata yang digunakan itu.
2. PILIHAN KATA
Dapat
diturunkan mengenai diksi . pertama , pilihan kata atau diksi mencakup
pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan,
bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang yang tepat atau menggunakan
ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam
suatu situasi. , pilihan kata atau
diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan
yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situsi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok
masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata
bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan atau kosakata suatu bahasa
adalah keseluruhan kata yang dimiliki sebuah bahasa.
3. MAKNA KATA
Kata sebagai
satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung dua aspek, yaitu aspek
bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna. Bentuk atau ekspresi adalah segi yang
dapat diserap dengan panca indra, yaitu dengan mendengar atau dengan melihat.
Sebaliknya segi isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam
pikiran pendengar aau pembaca karena rangsangan aspek bentuk tadi. Pada waktu
orang berteriak “Maling!!!” timbul
reaksi dalam pikiran kita bahwa “ada seseorang telah berusaha untuk mencuri
barang atau milik orang lain “. Jadi bentuk atau ekspresinya adalah kata maling
yang diucapkan orang tadi, sedangkan makna atau isi adalah “ reaksi yang timbul
pada orang yang mendengar”.
4. MACAM-MACAM MAKNA
Pada umumnya
makna kata pertama-tama dibedakan atas makna yang bersifat denotatif dan makna
kata yang bersifat konotatif. Kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan
tambahan disebut kata denotatif, sedangkan makna kata yang mengandung arti
tambahan, perasaan tertentu atau nilai rasa tertentu, disamping makna yang umum
dinamakan makna konotatif.
a.
Makna Denotatif
Makna
denotatif disebut juga dengan beberapa istilah lain seperti, makna
denotasional, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna
referensial, atau makna proposisional. Dalam bentuk yang murni, makna denotatif
dihubungkan dengan bahasa ilmiah. Contohnya :
-
Rumah itu luasnya 250 meter persegi.
-
Ada seribu orang yang menghadiri pertemuan itu.
b.
Makna Konotatif
Makna konotatif
disebut juga makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makna
konotatif sebagian terjadi karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju
–tidak setuju, senang-tidak senang dan sebagainya pada pihak pendengar.
Contohnya
-
Rumah itu luas sekali.
-
Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan
itu.
5. KONTEKS LINGUISTIS dan NONLINGUISTIS
a.
Konteks Nonlinguistis
Konteks
linguistis mencakup dua hal, yaitu hubungan antara kata dan barang atau hal ,
dan hubungan antara bahasa dan masyarakat, atau disebut juga konteks sosial.
Konteks sosial ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam penggunaan kata
dan bahasa. Penggunaan kata-kata seperti istri
kawan saya dan bini kawan saya, semuanya
dilakukan berdasarkan konteks sosial atau situasi yang dihadapi.
b.
Konteks
Linguistis
Konteks
linguistis adalah hubungan antara unsur bahasa yang satu dengan dengan unsur
bahasa yang lainnya. Konteks linguistis mencakup konteks hubungan antara kata
dengan kata dalam frasa atau kalimat, hubungan antar frasa dalam sebuah kaimat
atau wacana, dan juga hubungan antar kalimat dalam kalimat.
6. STRUKTUR LEKSIKAL
Yang dimaksud
dengan struktur leksikal adalah bermacam-macam relasi semantik yang terdapat
pada kata. Hubungan antara kata itu dapat berwujud : sinonimi, polisemi, homonimi, hiponimi, antonimi. kelima macam
relasi antara kata itu dapat dikelompokan atas:
(1)
Relasi antara bentuk dan makna yang melibatkan
sinonimi dan polisemi :
a.
Sinonimi : lebih dari satu bentuk bertalian
dengan satu makna.
b.
Polisemi : bentuk yang sama memiliki lebih dari
satu makna.
(2)
Relasi antara dua makna yang melibatkan hiponimi
dan antonimi :
a.
Hiponimi : cakupan-cakupan makna dalam sebuah
makna yang lain.
b.
Antonimi : posisi sebuah makna diluar sebuah
makna yang lain.
(3)
Relasi antara dua bentuk yang melibatkan
homonimi, yaitu satu bentuk yang mengacu kepada dua referen yang berlainan.
Daftar pustaka :
Keraf,Gorys. Diksi dan
gaya bahasa. Jakarta : Gramedia,2009.
Nama Kelompok :
1. Intan Ditya (13110562)
2. Satrio Adhy B.(16110409)
Kelas : 3KA29
Nama Kelompok :
1. Intan Ditya (13110562)
2. Satrio Adhy B.(16110409)
Kelas : 3KA29